indiefere.blogg.se

Wiro sableng png
Wiro sableng png













"Anak gadis.Mulai saat ini namamu Puti Bungo Sekuntum. baca selengkapnya di Wiro Sableng #53 : Kutukan Dari Liang Kubur Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 Cambuk di tangan kanannya berkelebat lagi. "Pohon besar! Pohon celaka! Mengapa tidak juga kutemui!" Kembali perempuan bernama Wiku Ambar itu memaki. Tempat dimana dia akan melaksanakan niatnya. Sambil memacu kuda gerobak sepasang mata perempuan tua itu memandang kian kemari.

wiro sableng png

Lalu perempuan tua itu mencambuk lagi punggung kuda coklat hingga binatang itu berlari seperti kesetanan. "Murid tak berguna! Memberi malu guru! Sialan! Kau akan terima hukuman! Kau akan terima hukuman! Jangan salahkan aku si jelek Wiku Ambar ini berlaku kejam! Diberi madu minta racun! Kau akan rasakan hukumanku murid tolol! Kau mencoreng mukaku di dunia persilatan dengan lumpur comberan!" Dari mulutnya tiada henti terdengar kata-kata makian. Walau gerobak telah meluncur cepat namun tangan kanannya terus saja mencambuki punggung kuda coklat. PEREMPUAN TUA BERWAJAH SETAN itu memacu kuda penarik gerobak sekencang-kencangnya. baca selengkapnya di Dik Anah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 Pemandangan yang sangat menyenangkan karena setiap harinya para penerus dan pejuang agama mau belajar di madrasah. Madrasah mulai belajar jam 2, karena biasanya anak-anak SD pulang jam 12 kemudian jam 2 harus sudah sampai di madrasah. Seperti itu pemandangan yang selalu menghiasi hari-hari di madrasah tersebut. “iya, udah jelek kotor lagi, miskin juga” tambah teman lainnya. Terkadang seringkali anak-anak yang seumuran mengejek tanpa rasa dosa. Namun dari beberapa hari ini terlihat dik anah tidak pernah memegang jajan seperti teman lain. Harganya cukup murah, sekitar 500an rupiah. Gadis itu tampak riang penuh canda tawa, namun yang membedakan gadis itu dengan yang lain adalah semua temannya menggenggamm jajanan, karena di depan madrasah tersebut banyak sekali penjual, ada yang jualan siomay, empek-empek, bubur, es, cilok dan lain-lain. Sore itu seperti biasa saya melihat dik anah berlari berkejar-kejaran melintasi 2 pohon akasia didepan madrasah Darul Muttaqin. Dik anah merupakan 3 bersaudara, kakaknya sudah menikah kemudian dibawa suaminya pergi dan adiknya masih kelas 2 SD.

wiro sableng png

Dik anah merupakan murid kelas 4 di madrasah “Darul Muttaqin”di desaku. Semuanya sekitar 500an anak, yang laki-laki memakai baju koko seperti yang dipakai ngaji pada umumnya. Sore itu madrasah dipenuhi dengan adik-adik yang mau mengaji.















Wiro sableng png